Inilah Kopi Jujur, Kopi Asli Tanpa Campuran Essen

Kopi merupakan salah satu komoditas pertanian terbesar di Indonesia dan terdapat berbagai jenis-jenis kopi terbaik dan terenak yang dihasilkan oleh berbagai daerah. Berdasarkan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian, konsumsi kopi nasional sepanjang periode 2016-2021 diprediksi tumbuh rata-rata 8,22 persen per tahun.

Pada 2021, pasokan kopi diprediksi mencapai 795 ribu ton dengan konsumsi 370 ribu ton, sehingga terjadi surplus 425 ribu ton.

Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, Indonesia menjadi negara penghasil kopi terbesar keempat di dunia. Bila dibandingkan dengan komoditas perkebunan lainnya, kopi menjadi penghasil devisa terbesar keempat untuk Indonesia setelah minyak sawit, karet dan kakao. Pada masa panen 2017/2018 saja, total produksi kopi Indonesia mencapai 636,000 ton.

Jumlah ini diperoleh dari lahan perkebunan kopi seluas 1.24 juta hektar; 933 hektar perkebunan Robusta dan 307 hektar perkebunan Arabika, di mana lebih dari 90% lahan pertanian dikerjakan petani dalam skala kecil. Sementara harga komoditas kopi saat artikel ini ditulis berada di angka USD1,251 per Pound, atau sekitar Rp385,000 per kilogram.

Pada awalnya, kopi diperkenalkan di Nusantara oleh Belanda yang menanam pohon-pohon kopi di sekitar wilayah kekuasaan mereka, yakni Batavia (kini dikenal sebagai Betawi atau Jakarta). Namun, Belanda kemudian segera mengekspansi produksi kopi ke wilayah Bogor dan Sukabumi di Jawa Barat pada abad ke-17 hingga 18. Karena Indonesia dianggap memiliki iklim ideal dan "rumah" yang pas untuk pertumbuhan kopi, kebun-kebun kopi lain pun segera didirikan di beberapa bagian Pulau Jawa, Sumatra, serta Sulawesi. Adapun varian kopi yang banyak diproduksi oleh Indonesia adalah jenis Robusta; salah satu kopi berkualitas rendah di pasar komoditas global.

Sementara itu, kopi jenis Arabika dengan kualitas tinggi banyak diproduksi oleh negara-negara Amerika Selatan seperti Brazil, Kolombia, El Salvador dan Kosta Rika. Karena jenis kopi yang diekspor Indonesia merupakan jenis kualitas rendah, plus tidak adanya perkebunan kopi yang besar sehingga sulit menjaga volume produksi dan kualitas kopi tetap stabil, maka daya saing kopi Indonesia di pasar internasional pun kurang kuat.

Jenis-Jenis Kopi Terbaik Di Indonesia

1. Kopi Aceh Gayo

Mengenal Kopi Terbaik Khas Indonesia, Kopi Gayo merupakan kopi terbaik lokal yang diperhitungkan di kancah internasional 

Kopi Aceh Gayo tumbuh subur di dataran tinggi daerah Kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah, dan wilayah Gayo Lues. Aceh menjadi salah satu daerah terbesar penghasil biji kopi arabika sebanyak 40 persen dari total seluruh panen di Indonesia.

Salah satu kopi ciri khas dari Aceh yaitu kopi Ulee Kareng. Nama ini sendiri diambil dari suatu tempat di Banda Aceh yang terkenal akan kopinya. Ciri khasnya berwarna sangat pekat.

Biji kopi Aceh ini berasal dari hasil proses yang panjang. Biji kopi dimasak di oven selama kurang lebih 4 jam penuh hingga mencapai kematangan 80 persen. Setelah itu, biji kopi ditambahkan gula serta mentega dengan takaran yang telah disesuaikan.

Berdasarkan review internasional, kopi Gayo memiliki rasa yang unik dibandingkan jenis kopi arabika yang ada. Di samping dikenal dengan rasanya yang unik, enak, dan tidak terlalu pahit, baunya pun sangat wangi. Kesempurnaan rasa dan aromanya itulah yang membuat kopi Gayo menjadi salah satu kopi terbaik dan termahal di dunia.

2. Kopi Toraja

Mengenal Jenis-jenis Kopi Terbaik dari Indonesia. Biji yang berasal dari Sulawesi Selatan ini memiliki aroma yang khas. (Alexas_Fotos/Pixabay)
Pada abad ke-18, komoditas kopi menjadi suatu hal yang penting bagi masyarakat Sulawesi Selatan. Menikmati kopi tidak memandang kelas sosial, siapa pun berhak meminum dan menikmati kopi khas Sulawesi Selatan tersebut.

Sesuai namanya, Toraja merupakan nama sebuah tempat ditanamnya kopi ini yang berada di Sulawesi Selatan. Proses olahan kopi ini menggunakan metode giling basah.

Aroma yang khas membuat kopi Toraja terkenal di dalam negeri sampai mancanegara, bahkan sudah banyak tersebar di Jepang dan Amerika. Hebatnya, saat ini kopi Toraja dianggap sebagai minuman premium, bahkan sudah dipatenkan oleh perusahaan Jepang bernama Key Coffee sejak 2005.

Dianggap sebagai salah satu jenis kopi terbaik, kopi Toraja memiliki dua varian, yaitu Toraja Arabika dan Toraja Robusta. Keduanya memiliki rasa dan kualitas kopi yang khas Indonesia, seperti kayu manis atau kapulaga. Rasanya ini tidak terlalu kuat dan aftertaste-nya pun terasa lembut dan halus di langit-langit mulut.

3. Kopi Papua Wamena


Mengenal Jenis-jenis Kopi Terbaik dari Indonesia. Kopi dari Papua memiliki sensasi floral karena penanamannya tanpa bahan kimia. (josealbafotos/Pixabay)

Kopi yang ditanam di Lembah Baliem pegunungan Jayawijaya Wamena ini berada pada ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut (mdpl). Suhu udara di Wamena berkisar antara 15-20 derajat celcius yang menjadikannya sebagai wilayah penanaman kopi yang ideal. Kampung Tagulik Distrik Bugi Kabupaten Jayawijaya adalah salah satu nama daerah yang didominasi oleh petani kopi. Istimewanya, kopi ini ditanam menggunakan alat tradisional.

Selain itu, tanahnya yang sangat subur membuat penanamannya tanpa menggunakan pupuk kimia dan pestisida. Ini menjadikan kopi Wamena sebagai kopi organik sehingga baik untuk kesehatan. Aromanya pun unik seperti memiliki sensasi floral yang dimungkinkan karena penanaman tanpa bahan kimia apa pun. Kopi Wamena memiliki aroma yang khas dan bertekstur lembut. Rasa dari kopi Wamena sendiri lembut dan tingkat keasaman yang sedang.

4. Kopi Java (Jawa) 

Tahukah Anda? Dari sekian jenis kopi terbaik di Indonesia yang diulas dalam artikel ini, kopi Jawa adalah satu-satunya kopi asal Indonesia yang telah "berprestasi" sejak sebelum tahun 1700-an? Pada saat itu, biji kopi dibawa ke Batavia oleh Komandan Pasukan Belanda (VOC), Adrian Van Ommen. Ia diminta Wali Kota Amsterdam Nicholas Witsen untuk menguji coba kopi di lahan pribadi Gubernur Jendral VOC, Willem van Outhoorn (area itu kini dikenal dengan nama Pondok Kopi, Jakarta Timur). Pada percobaan pertama, biji kopi gagal dipanen akibat terserang banjir. Namun pada 1699, Belanda mendatangkan jenis kopi baru yaitu Arabika. 

Saat tiba masa panen, biji-biji kopi ini lantas dikirim ke Hortus Botanicus Amsterdam dan mendapat respon yang sangat baik dari para ilmuwan. Menurut mereka, kopi tersebut memiliki aroma khas dan cita rasa yang belum pernah ada sebelumnya; tingkat keasaman sedang, agak kental, dan memiliki aroma seperti teh. Kopi-kopi tersebut kemudian dikenal sebagai kopi Jawa atau Java. Kini, kopi Jawa yang banyak dikembangkan adalah jenis Arabika dan Robusta. Kopi Jawa jenis Arabika banyak dikembangkan di Jawa Tengah, sementara jenis Robusta dominan dikembangkan di Jawa Timur. Adapun jenis-jenis kopi Jawa yang banyak diminati oleh para coffeelicious adalah kopi Jawa Jampit, Belawan dan Kayu Mas, dengan harga jual sekitar Rp200,000 - Rp300,000.